Friday 9 September 2011
GAMBAR VECTOR
Saturday 25 June 2011
web film keren
Friday 24 June 2011
Web Tematik
Abstract: Berdasarkan masukan dalam proses dan hasil ujicoba model-model pembelajaran tematik dalam skala terbatas yang dilakukan pada tahun ke-2 di Malang, dan setelah produk tahun-2 direvisi, maka penelitian tahun ketiga ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan model yang dikembangkan dalam mencapai tujuan pembelajaran tematik dalam berbagai tema yang diujicobakan dalam skala luas, sekaligus sebagai upaya desiminasi produk. Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan, dengan latar ujicoba di Jawa Timur. Penelitian ini disamping telah menghasilkan model-model pembelajaran tematik untuk kelas-1 SD pada 6 tema, dan untuk kelas-2 SD 4 tema, semuanya, masuk dalam kriteria layak dan baik untuk digunakan dalam pembelajaran di kelas-1 dan 2 SD dengan tingkat kelayakan yang bervariasi, juga menghasilkan CD interaktifnya. Disarankan bahwa, model-model tematik yang dihasilkan penelitian ini disosialisasikan kepada guru-guru kelas-1 dan kelas-2 SD dan diterapkannya dalam praktik pembelajaran sehari-hari di SD. baca selengkapnya
=============
atau bisa baca penelitian serupa terdahulu klik di sini
*************
kesulitan guru menerapkan tematik:
(1) Guru mengalami kesulitan dalam menjabarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke dalam indikator terutama dalam hal menentukan kata kerja operasional yang tepat;
(2) Guru kesulitan dalam mengembangkan tema dan contoh tema tidak selalu sesuai dengan kondisi lingkungan belajar siswa;
(3) ......
Baca selengkapnya
modem smart haier c700
Wednesday 22 June 2011
movie maker windows 7
=============
SELAMAT BEKERJA
Monday 20 June 2011
KURIKULUM INDONESIA
semoga bermanfaat bagi para guru..
Wednesday 1 June 2011
ORBIT DOWNLOADER
semoga bermanfaat.
PEINGATAN..!!!
==================
dilaang untuk mendownlod gambar porno.
gom player
MULTIKEY
Paket ini berisi files sbb.:
multikey.exe program
multikey.ini INI-file
multikyb.dll DLL-file
multikey.doc DOC-file bagi yang ingin membuat MULTIKEY.INI sendiri
anjuria.ttf sebuah font Arab true type
bacadulu.txt yang sedang dibaca
tutorial.doc petunjuk step by step menulis Arab dengan Multikey
tabel.doc tabel keystroke untuk alif, ba, ta, dst.
tips.doc tip atas masalah yang mungkin muncul
tabel.rtf
tutorial.rtf
tips.rtf
Download Program Tulis Arab (dalam Rar File)>>>
===========
Ketiga file dalam format DOC ditulis dengan Word for Windows 95. Beberapa rekan yang menggunakan Word 97 melaporkan bahwa files ini tidak bisa dibaca. Kalau ini terjadi, gunakan files dalam format RTF (tabel.rtf, tutorial.rtf dan tabel.rtf).
===========
Cara instal :
1. Copy MULTIKEY.INI dan MULTIKYB.DLL ke windows-directory (biasanya C:\WINDOWS).
2. Copy font Arab ke fonts-directory (biasanya C:\WINDOWS\FONTS).
3. File lainnya, termasuk MULTIKEY.EXE, boleh dicopy ke mana saja.
===========
File tutorial.doc tabel.doc dan tips.doc, semuanya dalam bahasa Indonesia, berisi petunjuk penggunaan Multikey. Bagi yang tidak suka membaca manual (seperti saya) dan ingin langsung terjun dengan try and error, maka baca dulu "kursus kilat" berikut ini:
1. Jalankan text processor anda (WinWord, Word Pro, Wordpad atau apa saja).
2. Jalankan pula Multikey.
3. Tekan tombol Ctrl-Alt-H sekaligus untuk mengaktifkan menulis dari kanan ke kiri.
4. Aktifkan word processor anda dan cobalah mengetik sembarang. Anda akan melihat huruf-hurufnya berjalan dari kanan ke kiri.
5. Sekarang pilihlah di word processor font Arab yang dikirim dalam paket ini kemudian cobalah ketik 3 huruf ini: bsm a@.
===========
Terakhir: MULTIKEY dari paket ini mempunyai menu "Jawi" untuk menulis Jawi. Ini hanya bisa berjalan dengan font Jawi, tidak dengan font Arab, karena font Arab tidak mempunyai huruf ca, nga, pa, ga, nya serta va. Untuk mendownload font Jawi, lihat
http://www.crosswinds.net/~tulisarab/jawi
Sunday 29 May 2011
proposal kkn
Thursday 28 April 2011
DIKLAT PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS RENDAH LPMP
Selama 4 hari perkulihan banyak hal menarik dari kegiatan ini. Materi diklat selama kegiatan ini terdiri dari Filosofi Pembelajaran tematik (Dra. Sri. Murtini dan Jeperis nahampun, S.Si) Penjabaran SK, KD ke dalam Indikator (Dra. Sri. Murtini dan Drs. H. Firnando, M.Ed), Analisis Pemetaan Tema dan Jaringan Tema (Mujahir, M.Pd), Penilaian (Asep Sutisna, S.Pd), Pengembangan Silabus (Ardiani Mustikasari, S.Si dan Suhendri, S.Pd), Penyusunan RPP (Kasm, S.Pd, M.Si dan Jeperis Nahampun, S.Si).
Semua peserta kelihatan sangat antusias dalam mengikuti setiap sesi namun ada banyak pertanyaan dari peserta yang membuat kita lha gini toh pemahaman guru terhadap tematik, secara khusus atau KTSP secara umum.
Namun dengan sabar para widyaiswara melayani setiap pertanyaan dari peserta sehingga apa yang menjadi mindset (pola pikir) mereka selama ini dapat diubah sedikit demi sedikit.
Di samping itu masih ada yang kurang pas dari pelatihan ini, yaitu peserta sebagian bukan guru kelas rendah melainkan guru kelas 4, 5, dan 6. Sehingga ada ketidak sesuaian dengan apa yang mereka lakukan di sekolah masing-masing. Kiranya ini menjadi suatu harapan agar ke depan benar-benar sesuai dengan apa yang kita harapkan. Semoga. Tak lupa para widyaswara mengucapkan terima kasih kepada panitia yang telah membantu pelaksanaan kegiatan ini.
Model Pembelajaran Tematik
Saat ini, pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD kelas I – III untuk setiap mata pelajaran dilakukan secara terpisah, misalnya IPA 2 jam pelajaran, IPS 2 jam pelajaran, dan Bahasa Indonesia 2 jam pelajaran. Dalam pelaksanaan kegiatannya dilakukan secara murni mata pelajaran yaitu hanya mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang berhubungan dengan mata pelajaran itu. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang masih melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan (holistic), pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran secara terpisah akan menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berpikir holistik dan membuat kesulitan bagi peserta didik.
Selain itu, dengan pelaksanaan pembelajaran yang terpisah, muncul permasalahan pada kelas rendah (I-III) antara lain adalah tingginya angka mengulang kelas dan putus sekolah. Angka mengulang kelas dan angka putus sekolah peserta didik kelas I SD jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang lain. Data tahun 1999/2000 memperlihatkan bahwa angka mengulang kelas satu sebesar 11,6% sementara pada kelas dua 7,51%, kelas tiga 6,13%, kelas empat 4,64%, kelas lima 3,1%, dan kelas enam 0,37%. Pada tahun yang sama angka putus sekolah kelas satu sebesar 4,22%, masih jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas dua 0,83%, kelas tiga 2,27%, kelas empat 2,71%, kelas lima 3,79%, dan kelas enam 1,78%.
Angka nasional tersebut semakin memprihatinkan jika dilihat dari data di masing-masing propinsi terutama yang hanya memiliki sedikit taman Kanak-kanak. Hal itu terjadi terutama di daerah terpencil. Pada saat ini hanya sedikit peserta didik kelas satu sekolah dasar yang mengikuti pendidikan prasekolah sebelumnya. Tahun 1999/2000 tercatat hanya 12,61% atau 1.583.467 peserta didik usia 4-6 tahun yang masuk Taman Kanak-kanak, dan kurang dari 5 % Peserta didik berada pada pendidikan prasekolah lain.
Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa kesiapan sekolah sebagian besar peserta didik kelas awal sekolah dasar di Indonesia cukup rendah. Sementara itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik yang telah masuk Taman Kanak-Kanak memiliki kesiapan bersekolah lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang tidak mengikuti pendidikan Taman Kanak-Kanak. Selain itu, perbedaan pendekatan, model, dan prinsip-prinsip pembelajaran antara kelas satu dan dua sekolah dasar dengan pendidikan pra-sekolah dapat juga menyebabkan peserta didik yang telah mengikuti pendidikan pra-sekolah pun dapat saja mengulang kelas atau bahkan putus sekolah.
Atas dasar pemikiran di atas dan dalam rangka implementasi Standar Isi yang termuat dalam Standar Nasional Pendidikan, maka pembelajaran pada kelas awal sekolah dasar yakni kelas satu, dua, dan tiga lebih sesuai jika dikelola dalam pembelajaran terpadu melalui pendekatan pembelajaran tematik. Untuk memberikan gambaran tentang pembelajaran tematik yang dapat menjadi acuan dan contoh konkret, disiapkan model pelaksanaan pembelajaran tematik untuk SD/MI kelas I hingga kelas III. download disini
Pembelajaran Tematik di Kelas Rendah SD
Saat ini, pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD kelas I – III untuk setiap mata pelajaran dilakukan secara terpisah, misalnya IPA 2 jam pelajaran, IPS 2 jam pelajaran, dan Bahasa Indonesia 2 jam pelajaran. Dalam pelaksanaan kegiatannya dilakukan secara murni mata pelajaran yaitu hanya mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang berhubungan dengan mata pelajaran itu. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang masih melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan (holistic), pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran secara terpisah akan menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berpikir holistik dan membuat kesulitan bagi peserta didik.
Selain itu, dengan pelaksanaan pembelajaran yang terpisah, muncul permasalahan pada kelas rendah (I-III) antara lain adalah tingginya angka mengulang kelas dan putus sekolah. Angka mengulang kelas dan angka putus sekolah peserta didik kelas I SD jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang lain. Data tahun 1999/2000 memperlihatkan bahwa angka mengulang kelas satu sebesar 11,6% sementara pada kelas dua 7,51%, kelas tiga 6,13%, kelas empat 4,64%, kelas lima 3,1%, dan kelas enam 0,37%. Pada tahun yang sama angka putus sekolah kelas satu sebesar 4,22%, masih jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas dua 0,83%, kelas tiga 2,27%, kelas empat 2,71%, kelas lima 3,79%, dan kelas enam 1,78%.
Angka nasional tersebut semakin memprihatinkan jika dilihat dari data di masing-masing propinsi terutama yang hanya memiliki sedikit taman Kanak-kanak. Hal itu terjadi terutama di daerah terpencil. Pada saat ini hanya sedikit peserta didik kelas satu sekolah dasar yang mengikuti pendidikan prasekolah sebelumnya. Tahun 1999/2000 tercatat hanya 12,61% atau 1.583.467 peserta didik usia 4-6 tahun yang masuk Taman Kanak-kanak, dan kurang dari 5 % Peserta didik berada pada pendidikan prasekolah lain.
Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa kesiapan sekolah sebagian besar peserta didik kelas awal sekolah dasar di Indonesia cukup rendah. Sementara itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik yang telah masuk Taman Kanak-Kanak memiliki kesiapan bersekolah lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang tidak mengikuti pendidikan Taman Kanak-Kanak. Selain itu, perbedaan pendekatan, model, dan prinsip-prinsip pembelajaran antara kelas satu dan dua sekolah dasar dengan pendidikan pra-sekolah dapat juga menyebabkan peserta didik yang telah mengikuti pendidikan pra-sekolah pun dapat saja mengulang kelas atau bahkan putus sekolah.
Atas dasar pemikiran di atas dan dalam rangka implementasi Standar Isi yang termuat dalam Standar Nasional Pendidikan, maka pembelajaran pada kelas awal sekolah dasar yakni kelas satu, dua, dan tiga lebih sesuai jika dikelola dalam pembelajaran terpadu melalui pendekatan pembelajaran tematik. Untuk memberikan gambaran tentang pembelajaran tematik yang dapat menjadi acuan dan contoh konkret, disiapkan model pelaksanaan pembelajaran tematik untuk SD/MI kelas I hingga kelas III.
Tujuan
Tujuan penyusunan dokumen model pengembangan silabus tematik pada kelas awal Sekolah Dasar adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang pembelajaran tematik.
2. Memberikan pemahaman kepada guru tentang pembelajaran tematik yang sesuai dengan perkembangan peserta didik kelas awal Sekolah Dasar.
3. Memberikan keterampilan kepada guru dalam menyusun perencanaan, melaksanakan dan melakukan penilaian dalam pembelajaran tematik.
4. Memberikan wawasan, pengetahuan dan pemahaman bagi pihak terkait, sehingga diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap kelancaran pelaksanaan pembelajaran tematik
Ruang Lingkup
Ruang lingkup pengembangan pembelajaran tematik meliputi seluruh mata pelajaran pada kelas I - III Sekolah Dasar, yaitu: Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Keterampilan, serta Pendidikan Jasmani,Olahraga dan Kesehatan.
Karakteristik Perkembangan anak usia kelas awal SD
Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.
Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting. Selain itu, perkembangan sosial anak yang berada pada usia kelas awal SD antara lain mereka telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu berbagi, dan mandiri.
Perkembangan emosi anak usia 6-8 tahun antara lain anak telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang benar dan salah. Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu.
Cara Anak Belajar
Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya (teori perkembangan kognitif). Menurutnya, setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman tentang objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran) dan akomodasi (proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Kedua proses tersebut jika berlangsung terus menerus akan membuat pengetahuan lama dan pengetahuan baru menjadi seimbang. Dengan cara seperti itu secara bertahap anak dapat membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan hal tersebut, maka perilaku belajar anak sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam dirinya dan lingkungannya. Kedua hal tersebut tidak mungkin dipisahkan karena memang proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri anak dengan lingkungannya.
Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut: (1) Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, (2) Mulai berpikir secara operasional, (3) Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, (4) Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat, dan (5) Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat.
Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu:
1. Konkrit
Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.
2. Integratif
Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.
3. Hierarkis
Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi .
Belajar dan Pembelajaran Bermakna
Belajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya.
Belajar bermakna (meaningfull learning) merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif siswa. Proses belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Dengan demikian, agar terjadi belajar bermakna maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dan membantu memadukannya secara harmonis konsep-konsep tersebut dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan.
Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya mendengarkan orang/guru menjelaskan.(dikutip dari Petunjuk Pembelajaran Tematik Puskur Depdiknas)https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0QQBZ1K-4efGs83H4Az152ArDl2ooGZsGEft2j38dPSflKVw7e963e_nVrnbqqMswXbLpfNWV__jYZnO_fw5yhXgHedG7MWV0YNeg-_yTWwOyC_m779i4mVqAmjfjv_Fye96UYgApsg/s320/DSC04005.JPG
Friday 22 April 2011
Clip Art
Wednesday 23 March 2011
ANTI VIRUS
jika anda ingin mendapatkan sedikit penangkal,anda bisa download klik disini aja
Saturday 12 March 2011
pesantren dan rock and roll
untuk dapat mendownload http://www.index-of-mp3.com/download-ungu_(religi_2009)_-_dia_maha_sempurna-fsngsYb7ehn.htmlklik disini
Friday 11 March 2011
Sunday 20 February 2011
lirik tomat wali
Dengarlah hai sobat
Saat kau maksiat
Dan kau bayangkan ajal mendekat
Apa kan kau buat
Kau takkan selamat
Pasti dirimu habis dan tamat
Bukan ku sok taat
Sebelum terlambat
Ayo sama-sama kita taubat
Dunia sesaat
Awas kau tersesat
Ingatlah masih ada akhirat
Astafighrullahal’adzim
Reff:
Ingat mati, ingat sakit
Ingatlah saat kau sulit
Ingat ingat hidup cuman satu kali
Berapa dosa kau buat
Berapa kali maksiat
Ingat ingat sobat ingatlah akhirat
Cepat ucap astafighrullahal’adzim
Pandanglah ke sana
Lihat yang di sana
Mereka yang terbaring di tanah
Bukankah mereka
Pernah hidup juga
Kita pun kan menyusul mereka
Astafighrullahal’adzim
Repeat Reff
Cepat ucap astafighrullahal’adzim
Repeat Reff
Cepat ucap astafighrullahal’adzim
Cepat ucap astafighrullahal’adzim
Lirik Lagu Wali Band – Tomat (Tobat Maksiat) dipersembahkan oleh Lirik Lagu Indonesia Terbaru
Tuesday 15 February 2011
MIDI LAGU PERJUANGAN